Google Translate

Jumat, 13 Januari 2012

CINTA KUE KERANJANG

Cerpen Imlek
CINTA KUE KERANJANG
By: Poe Edyson
                Setiap Tahun menjelang Imlek parade barongsai atau naga akan beratraksi keliling dan menyembah disetiap Klenteng(Vihara) dan setiap rumah-rumah yang menyambut imlek untuk memberikan hoki ke setiap tempat yang dikunjungi. Sebab orang tionghua percaya barongsai membawa berkah dan dapat mengusir aura-aura buruk atau segala kesialan.
            Namaku Afei(24 tahun), aku pemuda tionghua yang aktif di dalam team atraksi barongsai, sebelum menyambut imlek saja aku sudah disibukan dengan jadwal di beberapa klenteng dan rumah-rumah warga tionghua di berbagai daerah di Kalimantan Barat, khususnya pontianak daerah kelahiranku sendiri. Aku sering mendapatkan pujian karena kemahiranku dalam memainkan barongsai, bahkan banyak gadis-gadis cantik yang mengangumi bakatku, apalagi ketika melihatku melepaskan sarung kepala barongsai, kata mereka aku memiliki wajah oriental yang sangat tampan dan maskulin. Wuih… Bikin aku makin PD aja nieh… Aku sih sudah terbiasa dengan godaan gadis-gadis cantik di setiap aku berkunjung ke daerah-daerah, tapi itu tidak membuatku memilih salah satu di antara mereka sebagai pacarku. Sebab aku percaya jodoh ada ditangan Tuhan, maka aku harus menunggu sampai cinta itu benar-benar tumbuh dihatiku. Kalau kata teman-temanku sih imlek mesti punya pacar. Mereka pada ngebet nyari pacar sebelum hari itu tiba. Kalo istilah tionghuanya sih “Fu ko nyien…” itu istilahnya adalah buat pamer-pamer kalau lagi ngumpul sama teman waktu imlek. Hmm… ngga terlalu aku pusingin sih….
            Tapi…, Hari itu Aku sedang beratraksi barongsai disebuah rumah warga tionghua yang agak kumuh di pelosok Singkawang. Tidak sengaja aku bertemu seorang gadis cantik yang sederhana dan berbeda menurutku. Saat kakiku yang sebagai kaki depan barongsai terpeleset karena sebuah batu kecil hingga aku tiba-tiba menjatuh kepala barongsai itu sampai tertelungkup kedepan. Penari kaki barongsai belakangnya itu ikut tertarik dan membaringkan badannya, gebukan music tradisional cina itu semakin pelan seiring menyambut gaya tidur barongsai yang mulai ngantuk. Itulah trik kami untuk menutupi kesalahan salah satu penari supaya tidak kelihatan terpeleset, tentunya semua itu kami lakukan dengan kompak sesuai dengan kerja keras dan latihan kami selama ini.
            Begitu gadis itu melihat kaki depan barongsai itu tergelincir karena kelelahan, ia segera berlari mendekati kepala barongsai dan menyerahkan segelas minuman aqua yang sedotannya sudah ditusuk, kulihat seorang temannya melarangnya untuk terlalu dekat dengan barongsai kami, takut tiba-tiba barongsai bangun dan tidak sengaja melukainya tapi sepertinya ia tidak terlalu peduli dan malah berbisik kepadaku, “Minumlah… kamu pasti kelelahan…!”
            Aku masih terpana sambil mengangakan mulut barongsai untuk melihat dengan jelas wajah cantik itu. Gadis bermata sipit itu ternyata orang yang tidak mengenalku, bahkan gadis itu tidak memperhatikan rupaku, tapi ia tetap peduli padaku dan itu sangat membuatku tersentuh. Aku tahu ia berbicara tidak secara pribadi denganku, tetapi kepada barongsai ini dan bahkan beberapa kali mengelus kepada itu. Ia begitu peduli terhadap seekor singa barongsai yang kelelahan.
            Gadis itu sangat mengagumi barongsai itu, ia tampak tidak rela membiarkan barongsai itu pergi dan berpindah kerumah lain dan masih terus memandangi singa-singaan itu. Gadis sederhana pemilik rumah berpapan kayu itu akhirnya memanggil barongsai itu dengan berteriak lalu menghampiri mahluk itu, Aku menghentikan langkahku dan memutarkan kepala barongsai kebelakang untuk menatap gadis itu lewat lubang mulut barongsai, tentu saja aku masih tidak mau membuka topeng barongsainya sebab aku takut ketampananku ini membuatnya terpesona dan akhirnya ia jatuh pingsan.
            “Boleh aku meminta satu helai jenggot barongsai itu?” tanya gadis itu. Aku pikir dia ingin mengajakku berkenalan atau sekedar melihat wajahku. Ternyata ia hanya meminta satu permintaan kecil. Sehelai bulu jenggot barongsai dipercaya orang tionghua untuk menyembuhkan anak kecil yang kaget atau takut karena melihat barongsai, bisa juga dipakai untuk kesembuhan anak kecil yang sedang sakit.
            Untuk apa? Sepertinya dia bukan orang yang takut melihat barongsai, apa mungkin buat adiknya yang kaget? Pikirku dalam hati. Tapi sepertinya dia dapat membaca pikiranku, buktinya dia menjelaskan alasannya sebelum aku mencabut jenggot itu.
“Untuk papaku yang sedang berbaring dikamar karena sakit parah, dia pernah bilang ada keajaiban dibalik sehelai jenggot barongsai. Bolehkan aku meminta sehelai keajaiban itu? Aku hanya ingin ia sembuh…” kata gadis itu dengan penuh harap.
Mendengar itu membuatku segera mencabut beberapa helai jenggotnya dan berharap apa yang di ingin gadis itu segera tercapai. Semoga tidak hanya satu harapan saja dan semoga beberapa helai jenggot itu bisa memberikan beberapa harapannya. Kabulkanlah Tuhan….
***
            Beberapa hari kemudian, Aku beratraksi barongsai lagi di sebuah klenteng besar di Kota Singkawang, Aku melihat banyak sekali yang mengelilingi kami untuk menikmati seni tari singa itu. Barongsai kami melompat dan merebut sebuah angpao yang di gantung dengan sebuah daun selada di tiang yang tinggi sana. Setelah susah payah memperjuangkannya dan akhirnya kami berhasil memakan angpau itu sambil masih dengan gaya lompat sana-sini dan tidak sengaja aku melihat gadis itu sedang bertepuk tangan diantara penonton lainnya. Ia memegang sebuah angpao untuk dijadikan umpan bagi barongsai, ia menggoda barongsai kami dengan mengayun-ayunkan angpao merah itu.
            Segera barongsai kami mendekat dan memakan angpaonya, Gadis itu tersenyum senang lalu pergi begitu saja, sedang aku yang masih di balik sarung barongsai itu membuka angpaonya dan menemukan beberapa lembar uang dan sebuah catatan kecil yang tertulis, Terima kasih barongsai, kamu sudah memberikan keajaiban itu kepada keluarga kami…
            Aku langsung melepaskan kepala barongsai itu dan pergi mencari gadis itu, ia menemukannya berdiri sendiri didepan gerbang klenteng yang berwarna merah dan berpatung dua naga memperebutkan bola naga yang ada diatas gerbang itu. Ia berdiri dengan sebuah payung merah yang melindunginya dari terik sinar mentari yang menyengat.
Aku mendekati dan menggodanya. “Sepertinya ada yang sedang bahagia nieh…,” kataku sambil tersenyum ramah terhadapnya. Tapi gadis itu hanya cuek sebab ia tak mengenaliku. Ia bahkan bertingkah seperti biasanya seperti ketika dua penumpang yang berpapasan diangkot atau Oplet (istilah Singkawangnya). Kenapa dia tidak menyadari ada seorang pria tampan dihadapannya? Aduh…, Kenapa aku yang jadi SKSD (Sok kenal sok dekat) ya terhadap seorang gadis? Biasanya mereka yang SKSD sama aku, Tapi kali aku benar-benar gugup dan tidak harus bagaimana. Maka aku pun bertanya kembali padanya, “Apakah keajaiban itu telah menyembuhkan papamu?”
            Mendengar pertanyaan itu membuat dia sedikit mengembangkan tersenyum dan sambil berpikir, mungkin menebak bahwa aku adalah orang yang tinggal tidak jauh dari rumahnya, maka akhirnya ia memberi jawaban. “Papaku belum sembuh, Cuma kami akan segera mendapatkan uang untuk biaya operasi penyakitnya…” kata gadis itu dengan senyum termanis yang pernah kulihat. Mei Mei…, itu namanya sesuai yang dia tuturkan padaku. Namanya juga manis seperti orangnya. Dia tidak terlalu cantik, tapi yang aku tahu dia berbeda.
***
            Keesokan harinya Aku membawa kue keranjang untuk keluarga Mei-mei dan sejak hari itu Mei Mei menjadi banyak berbincang denganku hingga berkenalan lebih jauh.
            “Kok kamu bisa tahu rumahku?” tanya Mei Mei.
            “Aku pernah kesini?” jawabku.
            “Oh ya? Kok Mei Mei tidak pernah tahu ya?”
            “Hmm…, mungkin kamu lupa…” tebakku.
            “Makasih ya buat kue keranjangnya…”
            “Oh tidak usah sungkan-sungkan, papaku punya pabrik Kue Keranjang kok, jadi aku dapatinnya secara cuma-cuma. Hehehehe…”
            “Oh ya…?” pekik Mei Mei seperti tak mempercayai hal itu, padahal aku jujur.
***
            Hari berikutnya, Tante Mei Mei kembali datang dan menawarkan pernikahanya dengan pengusaha kaya dari Taiwan, dengan setimpal uang yang mengiurkan untuknya dan agar ayahnya dapat melakukan operasi. Mei Mei tak menolak juga tak menerima dengan lapang dada, hari itu ia tampak tak punya alasan, ia hanya sedikit senang sebab itulah keajaiban yang barongsai itu berikan padanya.
***
            Keesokan harinya aku kembali datang dengan sepeda tuaku sambil menenteng bubur cakkue untuk papanya yang masih sakit, biasa orang Singkawang menyebutnya bubur gunting, rasanya memang mantap apalagi dicampur dengan kuah kacang ijo sudah dikupas.
“Ini! bubur cakkue buat Papamu,” kataku sambil memberikan kantong plastik itu.
Mei Mei malah menertawainya, “Apakah hari ini kamu juga ingin bilang bahwa kamu anak tukang bubur cakkue? Dan besok kau datang dengan bakso pasti kau bilang anak tukang bakso?”
Semenjak hari itu Aku semakin sering main kerumah Mei Mei dan kadang mengajaknya jalan, bahkan ia sering sekali mengajakku sembahyang diklenteng. Aku lihat dia begitu serius dan berdoa kepada penghuni pekong itu. Aku tahu dia pasti memohon Dewa Langit menyembuhkan papanya, begitu pun aku dalam doa itu. Dewa langit…, Dewa Bumi…, Tidak ada banyak hal yang aku ingin selain Ayah Mei Mei segera sembuh dan Mei Mei bisa kembali bahagia.
***
            Hari itu Mei-mei menangis melihat papanya menahan sakit tumor yang luar biasa didalam perutnya, sebenarnya ia ingin segera membantunya tetapi karena masalah ekonomilah ia hanya bisa berdoa saja, kebetulan siang itu Mr. Wang(45 tahun) yang berasal dari Taiwan datang untuk melihat calon istrinya, Mei-mei. Sedangkan Mei-mei yang sebenarnya terpaksa untuk menikah itu masih tidak sanggup memberikan jawaban yang jelas pada tantenya, kini ia hanya bisa menangis di dalam kamarnya.
Ibunya yang sedikit mata duitan itu mencoba merayu dan menyakinkannya, sebab ia sendiri sudah lama merindukan hidup sedikit mewah seperti tetangga-tetangga lainnya. “Lihat saja Si Achiang kawin sama olang Taiwan sekalang hidup kelualganya kaya laya, lihat saja si Afung langsung bangun lumah begitu kawin sama olang sana.”
“Tapi kan si Aphak aja habis dari sana malah disiksa sama orang sana, Mak!”
“Tapikan kamu tidak mungkin sepelti si Aphak yang malang itu, siapa tau nasipmu sepelti si Achiang, si Afung, si Abong atau siapa lagi itu. Demi Apak kamu Mei!” perintah ibunya.
Akhirnya Mei Mei menerima pernikahan itu demi kesembuhan Papanya, ia tidak ingin Papanya terlalu lama tersiksa dengan penyakit itu. 
            Malam itu Mei-mei masuk kekamar papanya dan menceritakan tentang seorang pemuda baik yang sedang mendekatinya. Papanya senang mendengar semua curhat Mei-mei, bahkan ia masih berpesan seperti ini, Jangan kamu menikah jika hanya karna untuk kesembuhan Apak, sebab Apak sudah tua, cepat atau lambat Apak pasti akan mati…. Tapi Mei-mei tetap bersikukuh dengan pilihan yang didukung ibunya dan menyakinkan papanya itu pilihan terbaiknya sebab ia ingin menjadi anak yang berbakti seperti ajaran kebanyakan keluarga tionghua secara turun temurun. Perempuah-perempuan tionghua sangat terkenal berbakti kepada orang tua mereka, khususnya untuk daerah Singkawang. Mereka bahkan banyak yang bekerja diusia muda untuk membantu pencaharian orang tua mereka.
***
            Mei Mei begitu semangat melihatku menjemputnya pagi itu, aku tahu bukan karena wajahku yang ganteng atau pun penampilanku yang keren, tapi sepertinya ia ingin menceritakan sesuatu untukku. tapi sebelum mendengar itu aku ingin mengajaknya kesuatu tempat dan membawanya melihat sebuah Aquarium besar seperti di Sea World, Ancol. Tapi bedanya disini banyak ikan Piranha yang besar-besar.
            “Koko kenapa kamu membawaku ke aquarium ikan Piranha?” tanya Mei-mei.
            “Memang kenapa?” tanyaku sebaliknya.
            “Mei Mei tidak suka melihat ikan Piranha, sebab mereka memakan apa saja secara rakus.”
            “Menurut koko Piranha Seksi… koko membawamu kesini karna setiap melihat ikan Piranha koko ingat kamu…”
            “Ih… koko jahat!” kata Mei Mei sambil cemberut, tepatnya sih pura-pura cemberut.
            “Soalnya Mei mei sudah memakan semua hati koko dan sekarang koko tak punya hati lagi, hati koko hanya dikamu…” kataku dengan sedikit nada menggombal ala Sule dan Andre OVJ, katanya sih sekarang lagi nge-trend gombal-gombalan.
            “Ih Gombal!”
            “Koko serius… koko jatuh cinta dan ingin membuatmu bahagia selamanya… sebab cuma Mei Mei yang membuat koko mengerti arti cinta.”
            Akhirnya Aku menyatakan cintanya kepadanya setelah sekian lama memendamnya, ia yang tadinya tidak mempercayainya karena wajahku yang lucu ini kelihatan seperti sedang bercanda, tetapi aku mencoba berubah menjadi seorang pria tampan yang dewasa dan serius hingga akhirnya Mei mei hanya terdiam dan menangis memikirkan nasibnya, Kenapa Cinta itu datang ketika aku sudah siap menikah….
            “Tapi jika Mei Mei belum siap, tidak usah menjawabnya sekarang. Koko masih punya banyak waktu kok untuk menunggu jawaban Mei Mei,” melihat kesedihannya aku mencoba mengalihan pembicaraan dengan bertanya, “Oh ya! Tadi Mei-mei ingin mengatakan sesuatu kan? Apa itu?”
            “Justru aku yang tidak punya banyak waktu… Aku akan segera pergi ke Taiwan dan menikah dengan orang Taiwan itu. Maafkan aku…,” Akhirnya Mei mei pun menceritakan keputusan dia untuk menikah dan meninggalkan kota Singkawang sebab ia hanya punya sebuah pilihan karena papanya harus segera di operasi.
***
            Pagi itu setelah Mei mei menerima setimpal uang yang dijanjikan Mr.Wang, papanya akhirnya berhasil operasi dan sembuh. Siang itu Mr.Wang kembali datang kerumah Mei mei untuk menjemput calon istri dan segera menikahinya di Taiwan, tapi sebelum kesana biasanya keluarga tionghua mengada pesta kecil-kecilan dengan acara makan-makan bersama keluarga terdekat saja.
Aku tidak tahu apakah aku datang tepat waktu atau tidak, sebab aku datang mengganggu acara makan mereka sekaligus untuk menghalangi Mr.Wang membawa Mei Mei, sebab aku tahu Mei Mei tidak bahagia dengan menikahinya. Aku juga berusaha menyakinkan kedua orang tua Mei mei bahwa aku bisa membahagiakan Mei mei, tentunya orang tua Mei mei tidak dapat langsung menyetujuinya meski pun mereka baru sadar Mei mei tersiksa dengan pilihan itu, sebab keluarga mereka sudah memakai sebagian besar uang Mr.Wang. Akhirnya Aku membuat keputusan dan berjanji untuk membayar semua kerugian yang dikeluarkan Mr.Wang dengan syarat membebaskan Mei mei. Aku memohon untuk diberikan sedikit waktu untuk melunasi semua itu dalam waktu seminggu paling lambat setelah aku dan team barongsaiku bisa memenangkan Kompetisi Barongsai Nasional dengan total hadiah rp.35.000.000,- yang dapat kami raih. Tentunya uang ganti rugi tersebut tidak sedikit bagiku, apalagi aku dari keluarga sederhana, hanya seorang anak pemilik Kue Keranjang. Jadi meski pun dengan mengumpul uang jajanku itu tidak akan cukup. Aku bertekad untuk memenangkan lomba itu dan mendapatkan uangnya, Jika tidak bearti Mei Mei akan menjadi milik Mr.Wang yang berhidung besar, tua dan bau tanah itu untuk selama-lamanya. Bahkan teman-teman teamku senantiasa mendukungku dan berjanji memberikan uang itu sepenuhnya untuk menyelamatkan nasip Mei Mei.
***
            Festival kompetisi barongsai pun dimulai, bahkan Mr,Wang pun ikut hadir dan ikut menjadi sponsor besar dalam acara itu. Selain itu pengusaha Taiwan yang licik itu juga sudah menyusun sederet rencana licik untuk menjatuhkan team kami, sebab ia juga ingin Mei Mei yang cantik itu bisa menjadi istri untuk memuaskannya diranjang. Ia percaya dengan uang segala jalannya bisa berjalan dengan mulus.
Hanya saja dia tidak mengenalku sebagaimana teman-temanku yang mengenal semangat juangku yang begitu keras. Aku juga sudah berlatih jauh lebih keras demi kemenangan itu, begitu juga dengan teman-teman teamnya yang berusaha keras untuk membantuku dan banyak berkorban dalam taruhan kemenangan ini.
            Lelaki tua itu menyuruh beberapa orang yang dibayarnya untuk mematahkan kaki Kevin(pemain handal barongsai bagian belakang), setelah bermain lincah dibabak pertama dan babak kedua, kini ketika Final(babak akhir) Kevin yang handal tidak bisa ikut dan beberapa pemain cadangan juga sudah kelelahan dibabak sebelumnya. Aku menjadi bingung sebab pemain handal bagian belakang hanyalah diriku dan Kevin. Melihat itu Mei mei akhirnya masuk ke belakang panggung dengan kostum penari barongsai dan mengusul untuk menjadi posisi kepala barongsai demi memperjuangkan cinta kami. Aku tidak tahu entah dari mana ia masuk dan mendapatkan kostum itu, tiba-tiba saja ia datang dan membuatku kembali bersemangat untuk memainkan barongsai itu bersamanya. Aku tidak percaya dia bisa sehebat itu, apakah hanya dengan mengamati barongsai selama ini membuatnya bisa melakukan semua itu? Itu sungguh tidak masuk akal, tapi yang pasti ini adalah kekuatan cinta. Cinta akan menghilangkan segala kemustahilan itu….
            Badan Mei mei yang ringan dapat ku angkat dengan mudah dan akhirnya barongsai dapat menjangkau hingga memakan Angpao dan daun selada yang digantungkan di tiang yang tinggi itu sebagai tujuan final dari kompetisi. Akhirnya semua bertepuk tangan menyambut kemenangan kami, lebih mengagetkan lagi ketika semua penonton melihat penari depan barongsainya adalah seorang gadis cantik, penonton Shock sekaligus mengagumi kami. Ini adalah atraksi pertamaku yang begitu memukau banyak penonton, bahkan diriku sendiri. Aku bahkan merasa semakin tampan ketika mendengar banyak gadis-gadis meneriakan namaku dengan begitu histerisnya. Aduh apakah pesonaku segitu hebatnya sampai aku selebai ini…?
            Hari Imlek pun datang, kami menyambutnya dengan sukacita dan merayakan pembuka imlek dengan memasang petasan besar sepanjang dua meter yang di gantung di depan rumah Mei Mei. Orang tionghua percaya ledakan petasan dapat mengusir aura-aura buruk dan sial yang ada didalam rumah tersebut dan kehidupan selanjutnya hingga akhirnya mereka mendapatkan berkah dan hidup bahagia. Tentunya perasaanku juga amat bahagia tak terhingga, sepertinya begitu juga Mei Mei. Selain aku dan Mei Mei resmi pacaran dan disetujui oleh keluarganya yang tadinya hanya memandangku sebelah mata, tapi juga karena imlek ini aku mendapatkan pasangan untuk ‘Fu Ko Nyien’. Hehehehe…
Hari itu sekaligus menjadi hari pertemuan kedua pihak keluarga di meja makan pada saat makan besar di imlek imlek bersama untuk membicarakan hari pernikahanku dan Mei Mei mendatang.
“Oh ya… Mei! Si Achiang udah pulang tu dari Taiwan, mukanya babak belur akibat di jual sama suaminya untuk dijadikan pelacur di sana,” cerita Ibu Mei Mei.
“Iya… benar tu! Si Afung aja kabur dari suaminya karna dipaksa jadi pembantu, sekarang keluarganya sibuk membantu anaknya pulang kesini, sebab tidak mudah mendapat ijin pulang dari Taiwan ke Indonesia,” Mamaku ikut menceritakan kejadian nyata itu.
“Bahkan Si Alam, si Abong, si Abu, si Afoi, si Aset atau si warna-warni juga pulang tante karena tidak tahan disana!” tambahku.
“Untunglah ada nak Afei, kalau tidak mungkin Mei Mei sudah jadi budak disana…” tambah Ibu Mei Mei.
Pujian itu sangat membuatku tersentuh, tak pernah hidupku sebahagia ini selama bertahun-tahun. Inilah kali pertama aku benar-benar bangga dipuji orang. I think I’m a Superhero….
-HAPPY ENDING-


Oh ya,,, baca juga Novel Pertama saya, judulnya
The Neighbour
open The door if you dare
and discover the secret

Sipnosis

Cerita ini bukan berawal dari sebuah dongeng…
Bukan juga sebuah lagenda…
Tapi sebuah sejarah yang pernah ada…
Sejarah yang sudah menjadi mitos…
Mitos yang ditakuti oleh semua siswa disekolah itu…
It’s a True Story…

Berawal dari kenakalan siswa yang bernama Xmon,
dengan obsesinya yang besar untuk melihat hantu,
Dia mencoba membuka sumur angker yang sudah ditutup sejak 20 tahun yang lalu
dan masuk kekelas kosong yang dilarang dalam mitos.

Hingga suatu ketika…
hantu-hantu dalam imajinasinya menjadi benar-benar ada dan menerornya…
apakah yang sebenarnya terjadi dengan Xmon hingga dia terus-terusan dihantui keluarga aneh disebelah rumahnya?

Sebuah Novel Horror remaja yang bercerita tentang kocaknya persahabatan, percintaan, budaya Tionghua, broken home hingga teror-teror yang membuat imajinasi anda ikut bermain…
Temukan jawabannya dalam rumah kosong itu,
Beranikah anda membuka pintunya dan menemukan jawaban akhirnya?

note: dapatkan segera novelnya!!!
bisa pesan online lewat penerbitnya klik disini
atau hubungi(SMS) kontak dibawah ini
081388042525
E-mail: xcelfoedyson@yahoo.co.id
Follow Me on Twitter @xcelpoe

Thanx all...
Smoga terhibur dan menginspirasi...

Jumat, 16 September 2011

What's POE MICHELANGELO?





              Poe Michealgelo artinya adalah karya besar ciptaan seorang Poe Edyson, remaja berumur 21 tahun. Poe itu diambil dari nama saya sendiri,  sedangkan Michealgelo diambil dari nama seorang pelukis, pemahat, pujangga, dan arsitek zaman Renaissance. kalian tentunya tau donk karya-karyanya Michelangelo yang hidup sepanjang masa, seperti lukisan malaikat-malaikat diatas langit-langit gereja. patung malaikat yang telanjang dan masih banyak lagi.


Tentang Michelangelo

Ia bernama asli Michaelangelo Buonarroti' atau nama lengkapnya dalam bahasa Italia Michelangelo di Lodovico Buonarroti Simoni (dalam bahasa Spanyol disebut Miguel Ángel; dalam bahasa Perancis disebut Michel-Ange, yang kurang lebih berarti Malaikat Mikail).
  Ia terkenal untuk sumbangan studi anatomi di dalam Seni Rupa. Karyanya yang dianggap terbaik adalah Patung David, Pietà, dan Fresko di langit-langit Kapel Sistina.

Lahir dekat Arezzo, di Caprese, Toscana, Italia tahun 1475 (lahir 6 Maret 1475 – meninggal 18 Februari 1564 pada umur 88 tahun). Ayahnya Lodovico di Leonardo di Buonarotti di Simoni adalah seorang pegawai hukum di Caprese. Ibunya Francesca di Neri del Miniato di Siena. Keluarganya memiliki status kebangsawanan rendah.

Awal pembelajaran, pengaruh keluarga Medici

Ayahnya menginginkan agar Michaelangelo berkonsentrasi ke profesi yang dianggap lebih mapan, namun Michaelangelo menyukai seni rupa. Ia lalu dibina oleh Domenico Ghirlandaio (namun dengan suatu sebab Michaelangelo menolak hal ini) dan Bertoldo di Giovanni. Ghirlandaio kemudian merekomendasikannya kepada Lorenzo de Medici. Ia lalu membuat beberapa karya yang cukup mengagumkan (untuk usianya yang masih belasan tahun), namun belum mampu membuat namanya menjadi lebih terkenal, di antaranya:
  • Madonna de la Salsa (1490-1492)
  • Battle of the Centaurs (1491-1492)

Tentang Poe

 Poe Edyson, lahir di Singkawang 17 Oktober 1989 ini seorang penulis Blogger, saya mulai menulis sejak SMA dan memulai Blogging sejak tanggal 7 juni 2010 dengan beberapa karya cerpen-cerpen remaja yang menarik dan menginspirasi. saya tumbuh dalam lingkungan masyarakat tionghua yang masih sangat kental dangan tradisi nenek moyang, dalam keluarga yang sederhana saya menyelesaikan pendidikannya sebagai lulusan SMA di Singkawang Kalimantan barat, Indonesia.



Oh ya… buat teman-teman yang ingin baca karya tulis Poe Edyson lainnya, bisa cek langsung disini ya…

Visit My Blog: Poe Michealgelo
                      www.poe-edyson.blogspot.com
Follow My Twitter: @xcelpoe
Add My Facebook: Xmon KenzZoe

Kutipan Favorite:
“lebih baik kehilangan masa mudaku
dari pada kehilangan masa depanku!”

             Jadi Poe Michelangelo adalah Blog yang berisi kisah-kisah True story dan fiction yang menyentuh dan menginspirasi. berisi kisah kehidupan remaja, percintaan, persahabatan dan perjuangan yang ditulis oleh saya sendiri dalam bentuk cerpen, puisi, dialog drama dan cerita bersambung. Disini kita akan melihat kehidupan dari sudut pandang kebanyakan remaja.  Hidup remaja itu seperti warna pelangi, selalu berwarna-warni menjadi satu. Meskipun ada hujan sebelum datangnya pelangi, seperti tulisan diblog ini, ada Cerpen komedy, cerpen sedih, cerpen horror, cerpen motivasi, cerpen menyentuh dan cerpen menarik lainnya. Semua tertuang menjadi penuh warna, meski pun kadang ada air mata yang mengalir sebelum menulisnya menjadi indah.
Menurutku Tulisan itu adalah fosil kata, Artefak kalimat,  dan Jejak sejarah hidup, yang apabila terukir selamanya tidak akan berubah... seperti karya besar lukisan dan patung Michelangelo yang akan selalu dikenang sepanjang masa.
I love Writting!!!

Senin, 12 September 2011

Dermaga

note: ini kisah lanjutan "KOMA" atau episode 2 dari NOVEL TERBARU karya Poe Edyson. yang belum baca episode pertama silahkan cek postingan sebelumnya atau klik disini!

Ditepi sungai yang tenang angin bertiup lembut, burung-burung bersenandung ria dengan kicauan-kicauan kecil yang menyenangkan, pohon-pohon segar berayun-ayun. Hmm… indahnya alam membuat mereka melupakan pelajaran-pelajaran sekolah.

Anzlic merendamkan ujung kakinya kedalam air sungai dari dermaga kayu itu, menyusul Vito juga menenggelamkan kedua kakinya. Duduklah mereka berdua diatas dermaga yang disampingnya ada sebuah tiang kayu yang tinggi dan ujungnya bergantung lampu lentera yang masih menyala. Suara aliran sungai mengalir indah seperti perasaan mereka yang sedang terbawa bahagia. Mereka banyak mengobrol dan saling bertatapan, tetapi beberapa kali suara lompatan ikan kecil mengalihkan perhatian mereka. Gadis berketurunan indo itu menyandarkan bahunya kesebelah bahu vito yang terlihat kurus, vito membelai rambut ikal itu sambil menatap kagum dari wajahnya yang cantik hingga badan seksinya dengan mengenakan gaun berwarna merah muda sambil angannya berbisik
Oh Tuhan… dia cantik sekali hari ini… dia manis.
Anzlic… nama gadis lembut ini sudah satu tahun menjalin hubungan dengan Vito setelah bertemu diacara ulang tahun kakaknya Vito. Namun sebenarnya mereka pernah satu sekolah ketika SMP dulu, tapi tidak pernah berbicara. Tapi karena ulah kakaknya setahun yang lalu sebagai mak comblang, akhirnya sekarang mereka akrab dan dekat sekali layaknya sepasang kekasih seperti yang lainnya. Wajar saja Vito mau menerima perjodohan itu, karena Anzlic memiliki sepasang mata yang indah, bibir penuh yang seksi, selain itu dia juga memiliki sepasang kaki yang panjang dan mulus seperti boneka Barbie. Maka jika Anzlic berdiri dia seperti seorang supermodel dengan tubuh yang sexy. Pastinya bukan hanya karena cantik dari luar saja yang Vito kagumi, sifat Anzlic yang sangat dewasa dan perhatian membuat Vito menjadi manja setiap didekatnya.
“sungai ini pasti akan menjadi saksi kita ya sampai kita menikah nanti…” cerita Anzlic.
“hah? Menikah?” Tanya Vito.
“iya… suatu hari nantikan kita pasti akan menikah… jadi tidak salah kan kalau kita memikirnya?”
“hmm… aku belum memikir sejauh itu…”
“loh tidak apa-apa… aku benar-benar sayang sama kamu, bahkan tidak ingin kehilangan kamu. Aku ingin kita pacaran sampai kita merried…” jelas Anzlic.
Vito hanya tersenyum menatap sungai seolah tidak tahu bagaimana memberikan jawaban yang tepat, meski cintanya sudah amat dalam kepadanya lebih dari apapun, tapi mungkin dia tidak pernah berpikir sejauh itu atau mungkin dia belum mengerti banyak soal itu.
“kenapa koq hanya senyum aja?” Tanya Anzlic sambil mengenggam tangan Vito untuk memberikan keyakinan bahwa cinta yang digenggam ditangan Vito adalah cinta sejatinya.
“hehehe…(Vito cengar-cengir lalu menatap serius kepada wajah anzlic yang bulat) aku setuju…!”
“promise me?” Anzlic mengangkat jari kelingking pada tangan sebelahnya dan Vito mengikati jari kelingkingnya menjadi satu dengannya.
“setelah menikah kamu ingin punya anak berapa say…?” Tanya Anzlic kembali
“hmm… 8 cukup say?” Vito menjawab dengan nada meledek.
“Hah??? Cape dunk aku ngelahirinya?”
“iya… dan kedelapan-kedelapannya itu harus cewe semua… hahahaha…”
“emank kucing?” Anzlic pura-pura cemberut.
“hehehe… ngga koq! Satu juga boleh, yang penting cewek ya?” senyum Vito.
“kenapa harus cewek?”
“sebab Nenekku sangat ingin cucu cewek, tapi cucu cewek dia satu-satunya meninggal gara-gara kecelakaan. Selain itu dia juga ga punya anak cewek.”
“oh kasihan ya dia…”
“aku bawa sesuatu buat kamu… pejamin mata kamu dulu!” perintah Vito membuat Anzlic penasaran dan segera memejamkan matanya.
“tapi kamu jangan membuka mata sampai aku kembali ya…” kata Vito lalu segera berlari disepanjang dermaga itu menuju kemobilnya dan mengambil sesuatu dari dalam.
“kamu ga akan mendorong aku kesungaikan Vit? Vito… Vito dimana kamu?” kata Anzlic dan merasa sepi, sepertinya dia merasakan kekasihnya tidak ada didekatnya lalu pelan-pelan ia memulai membuka sedikit demi sedikit matanya itu dan melihat sinar matahari dari pancaran air sungai begitu menyilaukan matanya. Lalu Ia melihat sebuah boneka Barbie yang indah didepannya matanya, boneka itu masih dalam genggaman tangan laki-laki kurus itu, ia menyerahkan sambil tersenyum lebar, wajah Vito terlihat manis karena sepasang lesung pipi begitu dalam menghiasinya ketika ia tersenyum.
“Surprize…” seru Vito menyerahkan boneka kesukaan Anzlic.
“Wah… ini Boneka Barbie seri terbaru ya? Koq kamu bisa dapatin boneka indah ini? Bajunya cantik sekali” Tanya pecinta boneka Barbie itu dengan bangga.
“Aku tau banyak soal seri Barbie dari majalah yang ada di dalam mobil kamu minggu lalu!”
“memang sudah ada di Indonesia? Kan belum pernah lauching…”
“seri ini tidak akan lauching diIndo, soalnya limited edition. Jadi cuma ada satu di seluruh dunia?”
“Oh ya… pasti mahal sekali… OMG…”
“tidak seberapa koq… itu special loe aku bela-belain pesan buat kamu.”
“kamu pasti pesan langsung dari Italy ya? Atau USA?”
“bukan…”
“Hmm… aku tau ini pasti dari France… or rancangan designer Rapunzel production dari Singapure may be? Wow… u are really amazing,,” puji Anzlic.
“Dari perusahaan papa…” Gubrak.
“WhAts???” Tanya Anzlic sambil memasang muka aneh.
“tapi itu aku yang Design, Zlic. Terus dibikin deh sama papa… Hahahahaa…” kata Vito sambil tertawa terpingkal-pingkal sehingga membuat Anzlic ikut tertawa.
“oh ya zlic, abis dari sini nanti kamu ikut papa dan mama aku makan sate langganan kita ya”
“dimana?”
“ada deh… pokoknya kamu ikut aja! Dijamin enak! Hehehehe…”
Mereka duduk berdua di ujung dermaga dan terus mengobrol hingga sore hari dan menikmati sunset lalu tidak lama kemudian mereka meninggalkan dermaga itu.
            Sore menjelang malam itu, Papa dan mama mereka hadir ditengah-tengah meja makan disebuah teras makan kaki lima, ditepi kota Tua itu ada sebuah gerobak sate abang-abang yang sate kambingnya terkenal dikota itu. Memang setiap malam tempat sederhana itu dikunjungi oleh banyak pengunjung. Itulah tempat makan favorit ayah Vito. Kira-kira 2 minggu sekali mereka makan disini. Papa dan mamanya duduk berdampingan, sedangkan kakaknya marsya duduk berdampingan dengan Bryan, pacar Marsya yang bertubuh atletis dan tinggi karena bekerja di Fitness center sebagai menager, sedangkan Vito disamping Anzlic pastinya.
            Sambil mengobrol mereka menikmati sate kambing yang baru saja dihidangkan dengan begitu lahap, sepertinya sate itu memang sangat lezat rasanya, Bahkan papanya sudah tiga kali tambah. Ketika papanya baru selesai makan ada seorang pengamen datang membawa gitar, pengamen dengan suara yang fals dan tidak jelas bernyanyi dimeja-meja pengunjung lainnya, ketika pengamen itu menghampiri meja mereka, ayah Vito segera meminjam gitar pengamen dengan memberikan beberapa lembar uang dan menyuruhnya kembali beberapa saat lagi.
“melihat kalian sebahagia ini, membuat papa teringat kepada masa muda papa… papa mau nyanyi lagu favorite papa waktu dulu naksir berat sama mama kalian…” Jelas papanya.
“papa kalian dulu orangnya romantic loh…” kata mama membuat semua tersenyum.
“jangan Om… jangan…” kata Bryan.
“loh??? kenapa jangan?” Tanya Marsya.
“jangan ragu-ragu maksudnya. Hahahaha…”
“lagu apa tuh om?” Tanya Anzlic ikut semangat.
“Marsya tau… ‘Laguku’ ciptaan ungu kan?” kata Marsya yakin, sedangkan Vito yang juga tau judul lagu tersebut tapi dia hanya terdiam dan tersenyum-senyum saja melihat suasana kebahagiaan mereka dipinggir jalan itu.
“hahahaha… iya pintar…” kata papanya lalu mulai memetik senar gitar dan memulai intro awal.
Jreng… jreng… (petikan gitar lembut)
Semua menyambut lagu itu dengan senyuman lembut dan tawa-tawa kecil disertai tepukan tangan.

Mungkinkah kau tau…

Rasa cinta yang kini membara
Yang masih tersimpan dalam lubuk jiwa…
Ingin kunyatakan lewat kata yang mesra untukmu
Namun ku tak kuasa untuk melakukannya
Reff:
Mungkin hanya lewat lagu ini
Akan kunyatakan rasa
Cintaku padamu, rinduku pada
Tak bertepi…
Mungkin hanya sebuah lagu ini
Yang slalu akan kunyanyikan
Sebagai tanda betapa ku ingin kamu…

Suara bass yang sangat khas itu keluar dari mulut seorang bapak yang sudah berumur dan masih terdengar sangat merdu, bukan karena suaranya yang bagus, tapi karena dia menyanyikan lagu itu dengan perasaan yang mendalam terhadap istri tercintanya.
Mereka semua terhanyut dengan lagu tua itu sambil menatap ekspresi wajah papa Vito yang sangat serius dalam menghayati satu persatu-satu lirik lagu tersebut, bahkan sesekali mata direktur perusahaan boneka itu menatap mata sang istri lalu memejamkan matanya saat meneriakkan suara tinggi seperti benar-benar dari hati. Sedangkan Vito terus sibuk menatap wajah lembut sang ibunya yang sudah sedikit mengkerut itu, wajahnya tersipu malu tapi matanya berlinang air mata. Vito tahu mamanya sangat menyukai lagu itu, karena setiap kali keluarga mereka berkumpul diruang karaoke dirumahnya, papa dan mamanya pasti menyanyikan lagu itu dengan gaya duet mereka. Selain itu lagu tersebut pernah menyisakan banyak kenangan dan arti-arti yang tak dapat orang lain mengerti selain yang merasakan.
Ooo…
Mungkin hanya lewat lagu ini akan kunyatakan rasa
Cintaku padamu… rinduku padamu…tak bertepi…
Mungkin hanya sebuah lagu ini, yang slalu akan kunyanyikan
Sebagai tanda betapa ku ingin kamu…
Meja-meja makan sekeliling mereka mulai kosong, malam mulai semakin larut dan jalanan pun mulai sepi. Sang abang sate sedang sibuk membereskan peralatan dan gerobak satenya, sepertinya satenya pun sudah terjual habis dan yang masih terlihat hanya 6 orang dimeja itu. Mereka mengobrol, bercanda dan sesekali terpingkal-pingkal mendengar cerita mama Vito tentang papanya ketika muda. Mereka hangat dan dekat sekali seperti satu keluarga besar, bahkan Anzlic dan Bryan saja sudah sejak lama bisa terbuka dan akrab dengan orang tua Vito dan Marsya.
Biarlah mereka terus tertawa dimalam yang dingin itu, sinar sang bulan purnama akan menerangi malam mereka…
Hingga mereka lelah dan menghilang dari pinggiran jalan yang harusnya sunyi jikalau tanpa mereka.
***
            Marsya merebahkan tubuhnya yang terasa begitu berat ke ranjang springbednya yang berwarna putih bersih dengan mata yang begitu memaksanya untuk terpejam, disusul oleh adiknya, Vito menjatuhkan tubuhnya dengan begitu kencang sehingga springbed itu menciptakan gelombang yang membuat Marsya kaget dan membuka mata.
“ngapain loe kekamar kakak?” Tanya Marsya dengan suara yang mengantuk.
“Vito mau curhat kak…” jawab Vito yang selalu curhat jika mempunyai masalah atau hal-hal yang ingin dia tanyakan soal wanita, maka itu dia pasti akan mencari kakaknya ini.
“hemm…”jawab kakaknya lemes.
“kakak tau ga? Tadi siang… Anzlic cantik banget ketika dia bersandar dibahu Vito. Dia terlihat anggun dengan gaun pinknya. Dia mengenggam tangan vito kak… dan dia bilang… tau ga dia bilang apa? Dia bilang ingin menikah denganku kak, ingin punya anak, ingin punya rumah. Dan lucunya… katanya rumah itu mau diwarnain pink dan didalamnya dengan colourful yang cerah seperti rumah boneka Barbie kesayangannya. Hahahahaha…. Kadang-kadang dia terlihat dewasa, kadang-kadang dia juga terlihat seperti anak-anak ya? Terus kita membayangkan kita menikah seperti kisah cinderela… Hahahahaha… happy Ending deh! Hahahaha… so sweet kan kak? Kak Marsya? Loh? Koq diam? …?” cerita Vito berhenti ketika dia sadar mendengar sesuatu dari sebelahnya dan menolehnya.
Zzz… Zzz… Zzz… suara dengkuran kakaknya semakin lama semakin kencang membuat Vito kesal sehingga dia melemparkan boneka beruang yang berukuran lumayan besar itu kewajah kakaknya sambil berkata,
“sialan loe kak ga mau dengerin kisah romantic gw…”
Marsya sepertinya masih sadar, dan memperlihatkan sedikit cengirnya itu,”hehehe…”
“nyesel loe ntar… awas aja!” ledek Vito.
Zzz… Zzz… Zzz… zZZZ… suara dengkuran itu semakin kencang.
Vito mengangkat badannya dengan wajah cemberut sambil memikirkan wajah pacarnya tadi siang lalu ia kembali tersenyum-senyum sendiri.
Hufh… jatuh cinta… berjuta rasanya…
            Minggu pagi yang cerah kembali datang… sinar mentari menyinari hingga menembus masuk kekamar dan ranjang Marsya. Tubuh yang tinggi dan sexy itu masih berbaring malas diranjangnya, selimut berantakan itu hanya menyelimuti bagian kepala dan punggungnya, kedua kaki mulus dan panjang itu terlihat begitu putih apalagi diterangi sinar mentari. Sebelah tangannya yang panjang juga terlihat memeluk batal guling berwarna putih itu. Sungguh tidak adil selimut itu hanya menutupi sebelah tangannya dan mukanya.
Dor… dor… Dooor… suara ketukan pintu didepan kamarnya terdengar kecil.
Kreekk… pintu itu terbuka lalu masuk Bryan dengan pakaian rapi dan membawa seikat bunga mawar. Memang pacarnya yang satu ini suka bertingkah romantic terhadap Marsya.
Hmm… sepertinya dia ingin memberikan kejutan kepada sang kekasih. Ia mendekati ranjangnya pelan-pelan, lalu ia menaruh bunga itu didekat tangannya itu, ia mulai menyentuh sepasang kaki yang mengenakan celana yang amat pendek lalu pelan-pelan merangkul tubuhnya dan memeluknya dan membisikkan lembut sebuah kata,
“selamat pagi cintaku…”
“Bryan…!” panggil Marsya dari belakang, ia berdiri didepan pintu toilet kamarnya dengan piyama putih dan rambutnya dibalut dengan handuk karena masih basah.
“Marsya???” kata Bryan kaget dan salah tingkah, “jadi ini siapa???”
Vito yang semalam tertidur dikamar kakaknya itu sebenarnya sadar bahwa ada seseorang yang menyentuhnya, tapi dia hanya terdiam membiarkannya. Mungkin dia memang sengaja ingin mengerjain calon kakak iparnya itu. Vito ikut kebingungan ketika ia ingin membuka selimut dari wajahnya, tapi dengan cepat Bryan membuka selimuti itu dari kepala Vito.
“Vito…!!!” teriak Bryan.
“hehehehe…” Vito hanya cengar-cengir dengan wajah yang pura-pura bodoh.
“ya ampun… kakak minta maaf, kirain kak Marsya tadi…”
“hahahaha…” Marsya tertawa terpingkal-pingkal melihat ekspresi wajah Bryan yang salah memeluk orang.
“abis badan Vito benar-benar kayak cewek gitu. Badannya kecil gitu. Hahahaha...” alasan Bryan.
“hehehehe… ^.^ ga apa-apa koq! Hehehe…. Jadi kakak biasa begitu kalau bangunin kak Marsya? Hmm… bangun Ah!” kata Vito beranjak dari ranjang itu lalu melanjutkan katanya, “mau aduin kepapa ah cara kakak Bryan bangunin kak Marsya. Hahahaha…”
“Vito… vito… tunggu… jangan…” cegah Bryan tersipu malu.
“Jangan ragu-ragu maksudnya? Hahahaha…” teriak Vito dari luar kamar kakaknya.
“udah… biarin… sono tunggu dimeja makan aja! Aku mau ganti baju dulu…” saran Marsya membuat Bryan keluar kamar.
***
            Sarapan pagi kembali mempersatukan mereka diruang makan, seperti biasanya setelah mereka selesai mandi dan siap-siap melakukan aktivitas mereka. Papa mereka duduk dibagian depan menghadap semua orang dan sedang serius menikmati sarapan pagi.
“Om… rapi amat om? Hari minggu masih kekantor?” Tanya Bryan kaget melihat papa pacarnya tidak tampil seperti hari minggu biasanya, hari ini dia memakai kemeja putih dan berdasi merah dengan jas hitam dibelakang kursinya.
“iya… om harus menyelesaikan banyak tugas dikantor.” Kata papanya sambil mengunyah nasi dimulutnya.
“oh… pusing juga ya jadi direktur. Hahahaha…”
“iya… jangan pikir jadi direktur itu enak, tanggung jawab dan resikonya juga besar, jika om satu minggu aja ya tidak kekantor, bisa-bisa pekerjaan saya jadi berantakan. Hahahaha…”
“hahahaha…” tawa Bryan terhenti melihat Vito duduk didepannya.
“Vito, kamu belum mandi?” Tanya papanya.
“belum pa, hari ini Vito ga kemana-mana koq!” jawab Vito.
“meski begitu tetap harus mandi, mandi pagi itu sehat Vit”
“kamu koq pake celana kakak kamu to?” Tanya mamanya.
“hehehehe… iya semalem kecapean, abis pulangnya kemalaman jadi Vito tidurnya dikamar kakak.”
Begitu Marsya duduk dikursi samping Bryan itu, ia langsung meminum jus jeruk yang ada dimeja itu.
“kakak… jahat loe ya ga dengarin kisah gw semalem.” Kata Vito.
“sorry… abis kakak kecapean… ngantuk berat… hehehe…” jelas kakaknya.
“yeah… alesan…” bantah Vito.
“abis… cerita kamu basi sih Vit, kakak uda bosan dengar cerita kamu, ga romantic juga dipaksa-paksain romantic. Kan kakak ama kak Bryan paling romantic didunia ini setelah papa dan mama. Hahahaha…”
“Marsya… udah beresin sarapannya.” Perintah mamanya.
“Vito aduin kepapa nieh soal kak Bryan!” kata Vito meledek.
“aduin apa?” Tanya mamanya.
Kaki Bryan secepatnya menginjak kaki Marsya memberi tanda-tanda.
“apa?” Tanya papanya serius.
“Pa… tau ga?...” kata Vito terputus karena suara deringan hp papanya begitu kencang.
Kring,,, kring,,, kring,,,
Lalu, ayahnya pun meminum habis air putih digelasnya dan menjawab panggilan itu.
“hallo…” sapa papanya.
“…” suara dari balik telpon tidak terdengar.
“iya selamat pagi?”
“…”
“iya, dengan saya sendiri.”
“…”
“oh… maaf, dari mana? Iya! Iya…”
“…”
“Oh… penawaran kerja sama dari pabrik kapas? Baik… baik… bisa langsung hubungin manager saya, pak!”
“…”
“iya, kebetulan kekantor hari ini, oh mau ketemu saya langsung?”
“…”
“sebentar…” kata papa Vito lalu menjauhkan ponselnya dari bibirnya dan berkata kepada mereka,
“maaf… om berangkat dulu ya Bryan. Ya Vito, kita sambung nanti vit, oh ya nanti malam ada yang pengen papa sampaikan sama Vito. Ok?” kata ayahnya sambil mencium pipi istri tercintanya dan melanjutkan pembicaraan diponselnya sambil sebelah tangannya memegang jas hitamnya dan tas laptopnya.
“halo, iya? Bisa… bisa…! Saya akan segera sampai kekantor. Ok!”
“…”
“Ok… terima kasih juga…”
“…”
“pagi…”

To be continue...

Note: teman-teman ini cerita Novel saya yang kedua ya, judulnya "Triangle Love" it's about comedy love story... jangan lupa koment dan tunggu lanjutanya ya? akan segera diupload.


Oh ya,,, baca juga Novel Pertama saya, judulnya

The Neighbour
open The door if you dare
and discover the secret

Sipnosis
Cerita ini bukan berawal dari sebuah dongeng…
Bukan juga sebuah lagenda…
Tapi sebuah sejarah yang pernah ada…
Sejarah yang sudah menjadi mitos…
Mitos yang ditakuti oleh semua siswa disekolah itu…
It’s a True Story…

Berawal dari kenakalan siswa yang bernama Xmon,

dengan obsesinya yang besar untuk melihat hantu,
Dia mencoba membuka sumur angker yang sudah ditutup sejak 20 tahun yang lalu
dan masuk kekelas kosong yang dilarang dalam mitos.

Hingga suatu ketika…

hantu-hantu dalam imajinasinya menjadi benar-benar ada dan menerornya…
apakah yang sebenarnya terjadi dengan Xmon hingga dia terus-terusan dihantui keluarga aneh disebelah rumahnya?

Anda akan menemukan cerita kocak persahabatan, percintaan, budaya Tionghua, broken home hingga teror-teror yang membuat imajinasi anda ikut bermain…

Temukan jawabannya dalam rumah kosong itu,
Beranikah anda membuka pintunya dan menemukan jawaban akhirnya?

note: dapatkan segera novelnya!!!

bisa pesan online lewat penerbitnya disini
http://www.leutikaprio.com/produk/10041/novel/1108232/the_neighbour/11071821/poe_edyson
atau hubungi kontak dibawah ini
081388042525

Thanx all...

moga terhibur dan menginspirasi...